“Jika
Anda Bertanya apa manfaat pendidikan, maka jawabannya sederhana:Pendidikan
membuat orang menjadi lebih baik dan orang baik tentu berperilaku
mulia.”(Plato, 428-347 SM).
Dari
pernyataan Plato diatas dapat diartikan bahwa pendidikan berguna untuk
memperbaiki perilaku manusia agar lebih baik dan mulia. Pada saat ini
Pendidikan masih dianggap sebagai cara yang cocok untuk membuat manusia menjadi
lebih baik, bijak dan dari pendidikan menghasilkan manusia-manusia yang mendukung
berjalannya masyarakat yang ideal. Masyarakat yang ideal dalam artian
masyarakat yang sesuai dengan pandangan pancasila,yaitu : Masyarakat yang
bertuhan, Menjadi manusia yang adil dan beradab, menjunjung tinggi rasa
kesatuan dan toleransi, bermusyawarah dalam berpendapat, dan seluruh rakyat
Indonesia memiliki hak yang sama.
Tapi
ada pula yang kontra dengan pendidikan yang berlangsung disekolah, mereka
menganggap bahwa sekolah seperti mendoktrin dan memasung, melalui proses cuci
otak yang tak lepas dari kepentingan besar di balik sekolah dengan melihat
adanya gelagat kurikulum yang tersembunyi dan jahat. Serta, mereka melihat pula
para pendidik yang tidak sesuai dengan kriteria sebagai pendidik yang justru
bersifat anti-kemanusiaan. Salah satu Sastrawan besar negeri Nusantara pernah
mengatakan dengan nada kasar, “Jangan Tuan terlalu percaya pada Pendidikan
sekolah. Seorang guru yang baik masih bisa melahirkan bandit-bandit yang
sejahat-jahatnya, yang sama sekali tidak mengenal prinsip. Apalagi kalau guru
itu sudah bandit pula pada dasarnya”. Kalimat-kalimat kasar tersebut seperti
memberi kenyataan bahwa manusia yang mendapatkan bangku pendidikan yang layak
belum tentu menjadi manusia yang baik dan memiliki sifat bijaksana. Disinilah
pentingnya pendidikan karakter agar pendidik dapat mengenali siswa lebih
mendalam dan mengarahkan siswa agar tercapainya cita-cita bangsa, Seorang
pendidik pun harus memiliki karakter yang dapat mebimbing siswa, sehingga siswa
dapat terinspirasi dan termotivasi dalam hal-hal positif.
Terjadinya
keboborokan Pendidikan disebabkan oleh sebagai, berikut:
a.
Adanya
Kekerasan Dalam Pendidikan sekolah
“Kekerasan
melahirkan kekerasan. orang yang dididik dalam kekerasaan, jiwanya akan keras”
(Fatchul Muin, 1961-2017).
Dalam
hal ini pola tingkah laku yang didapat dari lingkungan sangat mempengaruhi
karakter seseorang. Jika seorang anak dididik sangat keras dan orang tua
memiliki sifat diktaktor justru membuat anak yang dididik memiliki sifat
pengecut dan pecundang, karena tidak mampu mempertanyakan adanya kekuatan yang
mendominasi, akan tetapi setelah itu dia akan melakukan hal yang sama terhadap
keturunannya kelak seperti yang orang tuanya lakukan terhadap dirinya.
Banyak
sekali bentuk kekerasan yang terjadi disekolahan, kekerasan dapat berupa
perilaku aggresive ataupun bullying, Perilaku aggressive adalah suatu bentuk
kekerasan fisik yang dilakukan hanya sesekali saja sedangkan bullying adalah
suatu bentuk kekerasan fisik,Verbal, non-verbal dan pelecehan seksual.
Ø
Kekerasaan Fisik berupa Memukul,
Menggigit, Mendorong, Mengunci dalam ruangan dan kontak-kontak fisik secara
langsung.
Ø
Kekerasan Verbal berupa Mengancam,
Mempermalukan, Merendahkan, Mengganggu dan sebuah kontak secara langsung
melalui ucapan yang tidak mengenakkan.
Ø
Kekerasan non-verbal berupa melihat
sinis, mendiamkan, mengejek dan menampilkan dengan ekspresi muka yang
merendahkan.
Ø
Pelecehan seksual berupa sentuhan atau
perkataan yang mengarah ke hal-hal yang mengarah ke area privasi manusia.
Pendidik dituntut untuk
melakukan pendekatan lebih terhadap anak didik dan mengetahui potensi
kekerasaan yang ada agar tehindar dari karakter yang mengarah ke negatif.
Pendidik juga sangat berpotensi menjadi pembully, dengan melalui perkataan
sehingga dapat mempengaruhi keadaan psikologis anak didik, Misalnya ada seorang
anak didik tidak dapat menerima pelajaran dengan baik, secara tidak sengaja
pendidik membandingkan anak didik dengan satu dengan yang lainnya sehingga anak
didik yang dibandingkan merasa malu dan kehilangan rasa percaya diri. Seorang
Pendidik harus menjadi motivator yang baik dan dapat menginspirasi anak didik
agar membentuk karakter anak didik yang kompetitif dan memiliki rasa optimis.
b. Total
Quality Management
Dapat
di Indonesia kan Total Quality Management adalah sebuah management mutu terpadu
dalam pendidikan. Pendidikan diatur untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan
demi meningkat kan sumber daya manusia(SDM) yang siap terjun langsung dalam
persaingan industrilisasi. Sistem Pendidikan Indonesia seperti mengadopsi
pemikiran bahwa pendidikan sebagai lahan bisinis yang dapat dikomersialkan
sehingga membuat para pengambil kebijakan dan pelaksana pendidikan harus
menjalankan sekolah seperti menjalankan manajemen bisnis. Seorang pendidik
memiliki otoritas dalam menentukan tujuan dan aktivitas apa yang dilakukan bagi
anak-anak didiknya seperti manajer perusahaan yang juga berwenang untuk
menyusun agenda dan tujuan produksi ekonomi bagi para buruhnya. Persamaan
antara buruh dan anak didik adalah mereka sama-sama diupah, jika buruh diupah
dengan uang sedangkan murid dengan nilai yang ada di rapor. Para Murid dalam
hal ini mengalami penindasan alienasi dan ketertindasan dalam proses belajar
sehingga tidak terciptanya proses belajar mengajar yang nyaman, yang ada hanya
pengekangan dan ketertindasan.
c. Perilaku
Seks Bebas
Keadaan
para anak didik sekarang sangat memperihatinkan karena terlalu banyak
mengkonsumsi acara-acara televisi yang mendoktrin anak-anak bahwa hubungan
antara laki-laki dan perempuan berupa status pacaran dianggap wajar, hal ini
perlu pengawasan tingkat tinggi dari lingkungan terdekat. Orang tua perlu
diberikan pengetahuan tentang sex education agar menjaga anak didik dari bahaya
Sosial media dan televisi, tidak hanya orang tua tetapi anak didik pun harus
diberikan pengetahuan dan pemahaman sex education agar anak didik mengetahui
batasan-batasan antara laki-laki dan perempuan. Ketika mereka mendapatkan
sebuah pemahaman tentang bahayanya seks bebas maka masa depan mereka akan
terjaga dan terjamin, tugas tenaga pendidiklah untuk menguatkan pondasi
karakter mereka agar tidak terjerumus ke dalam seks bebas.